Rrobywap New
Translate this page !
4 Skenario
sebuah email yg inspiring banget, dan rasanya sangat
sayang klo daku simpen
sendiri, jadi daku copy di blog
ini dengan harapan banyak yang terinspirasi dari cerita
berikut: Andaikan kita sedang naik di
dalam sebuah kereta
ekonomi.
Karena tidak mendapatkan
tempat duduk, kita berdiri di
dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai
meskipun masih ada tempat
bagi kita untuk
menggoyang-goyangkan
kaki. Kita tidak menyadari
handphone kita terjatuh. Skenario 1 Ada orang yang melihatnya,
memungutnya dan langsung
mengembalikannya kepada
kita.
“Pak, handphone bapak
barusan jatuh nih,” kata orang tersebut seraya
memberikan handphone milik
kita. Apa yang akan kita lakukan
kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan
mengucapkan terima kasih
dan berlalu begitu saja. Skenario 2 Sekarang kita beralih kepada
skenario kedua.
Handphone kita terjatuh dan
ada orang yang melihatnya
dan memungutnya.
Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak
langsung
memberikannya kepada kita.
Hingga tiba saatnya kita akan
turun dari kereta, kita baru
menyadari handphone kita hilang. Sesaat sebelum kita turun dari
kereta, orang itu ngembalikan
handphone
kita sambil berkata, “Pak,
handphone bapak barusan
jatuh nih.” Apa yang akan kita lakukan
kepada orang tersebut? Mungkin kita akan
mengucapkan terima kasih
juga kepada orang tersebut.
Rasa terima kasih yang kita
berikan akan lebih besar
daripada rasa terima kasih yang kita
berikan pada orang di
skenario pertama (orang
yang langsung memberikan
handphone itu kepada kita).
Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta. Skenario 3 Marilah kita beralih kepada
skenario ketiga.
Pada skenario ini, kita tidak
sadar handphone kita
terjatuh, hingga kita
menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat
kita sudah turun dari kereta.
Kita pun panik dan segera
menelepon ke nomor
handphone kita, berharap
ada orang baik yang menemukan handphone kita
dan bersedia
mengembalikannya kepada
kita. Orang yang sejak tadi
menemukan handphone kita
(namun tidak
memberikannya kepada kita)
menjawab telepon kita.
“Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang
ada pada bapak sekarang,”
kita mencoba
bicara kepada orang yang
sangat kita harapkan berbaik
hati mengembalikan handphone itu kembali
kepada kita.
Orang yang menemukan
handphone kita berkata,
“Oh, ini handphone bapak ya.
Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut.
Biar bapak ambil di sana nanti
ya.” Dengan sedikit rasa lega dan
penuh harapan, kita pun pergi
ke stasiun
berikut dan menemui “orang
baik” tersebut.
Orang itu pun memberikan Handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan
pada orang tersebut? Satu hal yang pasti, kita akan
mengucapkan terima kasih,
dan seperti nya
akan lebih besar daripada rasa
terima kasih kita pada
skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini
kita akan memberikan hadiah
kecil kepada
orang yang menemukan
handphone kita tersebut. Skenario 4 Terakhir, mari kita perhatikan
skenario keempat.
Pada skenario ini, kita tidak
sadar handphone kita
terjatuh, kita turun
dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah
hilang, kita
mencoba menelepon tetapi
tidak ada yang mengangkat.
Sampai akhirnya kita tiba di
rumah. Malam harinya, kita mencoba
mengirimkan SMS :
“Bapak / Ibu yang budiman.
Saya adalah pemilik
handphone yang ada pada
bapak / ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan
kebaikan hati bapak / ibu
untuk dapat
mengembalikan handphone
itu kepada saya.
Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. “
SMS pun dikirim dan tidak ada
balasan.
Kita sudah putus asa. Kita kembali mengingat
betapa banyaknya data
penting yang ada di dalam
handphone kita.
Ada begitu banyak nomor
telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya.
Hingga akhirnya beberapa hari
kemudian, orang yang
menemukan handphone
kita menjawab SMS kita, dan
mengajak ketemuan untuk mengembalikan
handphone tersebut. Bagaimana kira-kira perasaan
kita?
Tentunya kita akan sangat
senang dan segera pergi ke
tempat yang
diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan
orang itu mengembalikan
handphone kita.
Apa yang akan kita berikan
kepada orang tersebut? Kita pasti akan mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya
kepadanya, dan
mungkin kita akan
memberikannya hadiah (yang
kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah
yang mungkin kita berikan di
skenario ketiga). Moral of the story Apa yang kita dapatkan dari
empat skenario cerita di atas? Pada keempat skenario
tersebut, kita sama-sama
kehilangan handphone, dan
ada orang yang
menemukannya. Orang pertama
menemukannya dan langsung
mengembalikannya kepada
kita.
Kita berikan dia ucapan terima
kasih. Orang kedua menemukannya
dan memberikan kepada kita
sesaat sebelum kita turun dari
kereta.
Kita berikan dia ucapan terima
kasih yang lebih besar. Orang ketiga menemukannya
dan memberikan kepada kita
setelah kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima
kasih ditambah dengan sedikit
hadiah. Orang keempat
menemukannya,
menyimpannya selama
beberapa hari, setelah
itu baru mengembalikannya
kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima
kasih ditambah hadiah yang
lebih besar. Ada sebuah hal yang aneh di
sini.
Cobalah pikirkan, di antara
keempat orang di atas,
siapakah yang paling baik?
Tentunya orang yang menemukannya dan langsung
memberikannya kepada kita,
bukan?
Dia adalah orang pada
skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang
mendapatkan reward paling
sedikit di antara
empat orang di atas. Manakah orang yang paling
tidak baik?
Tentunya orang pada skenario
keempat, karena dia telah
membuat kita
menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan
handphone kita
tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah
orang yang akan kita berikan
reward paling besar. Apa yang sebenarnya
terjadi di sini? Kita memberikan reward
kepada keempat orang
tersebut secara tulus,
tetapi orang yang seharusnya
lebih baik dan lebih pantas
mendapatkan banyak, kita berikan lebih
sedikit. OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan
yang kita alami semakin
bertambah di setiap
skenario. Pada skenario pertama, kita
belum berasa kehilangan
karena kita belum
sadar handphone kita jatuh,
dan kita telah
mendapatkannya kembali. Pada skenario kedua, kita juga
sudah mulai merasakan
kehilangan karena saat
itu kita baru sadar, dan kita
sudah membayangkan rasa
kehilangan yang mungkin akan kita alami
seandainya saat itu kita sudah
turun dari kereta. Pada skenario ketiga, kita
sempat merasakan
kehilangan, namun tidak lama
kita mendapatkan kelegaan
dan harapan kita akan
mendapatkan handphone kita kembali. Pada skenario keempat, kita
sangat merasakan kehilangan
itu. Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang
besar kepada orang
yang menemukan handphone
kita, asalkan handphone itu
bisa kembali kepada kita. Rasa kehilangan yang
bertambah menyebabkan kita
semakin menghargai
handphone yang kita miliki. Kesimpulan Saat ini, adakah sesuatu yang
kurang kita syukuri? Apakah itu berupa rumah,
handphone, teman-teman,
kesempatan berkuliah,
kesempatan bekerja, atau
suatu hal lain. Namun, apakah yang akan
terjadi apabila segalanya
hilang dari genggaman kita.
Kita pasti akan merasakan
kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat
mensyukuri segala sesuatu
yang telah
hilang tersebut. Namun, apakah kita perlu
merasakan kehilangan itu
agar kita dapat bersyukur? Sebaiknya tidak. Syukurilah segala yang kita
miliki, termasuk hidup kita,
selagi itu masih ada.
Jangan sampai kita menyesali
karena tidak bersyukur
ketika itu telah lenyap dari diri kita. Jangan pernah mengeluh
dengan segala hal yang belum
diperoleh.
Bahagialah dengan segala hal
yang telah diperoleh. Sesungguhnya, hidup ini
berisikan banyak
kebahagiaan.
Bila kita mampu memandang
dari sudut yang benar.
Sumbernya di Disini
Didukung Oleh
ONLINE :
Web Link Exchange
waplogIndoTOPwaplist.orgWeb Link ExchangeFree Automatic Link**TOP RANKWAPLOG.SU4uhits.com
Visitor
Hari Ini : 1 Orang
Minggu Ini : 1 Orang
Bulan Ini : 2 Orang
Total : 689 Orang
[ Bookmark Now ! ]

Warga yg datang melalui
© Copyright 2012 Rrobyfwap

Pair of Vintage Old School Fru